JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil suatu riset menunjukkan, sekitar 65 persen penduduk Indonesia memiliki gigi sensitif yang ditandai dengan rasa ngilu terutama saat mengonsumsi makanan minuman panas atau dingin. Dari keseluruhan responden, hanya 19 persen yang berobat ke dokter gigi untuk melakukan perawatan rasa ngilunya.
"Kesehatan gigi dan mulut belum jadi prioritas bagi penduduk Indonesia. Sebagian besar masyarakat juga belum paham cara mencegah gigi ngilu," kata drg. Sri Susilawati, M.Kes, Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung.
FKG Unpad bekerjasama dengan Pepsodent melakukan penelitian terhadap 1.045 responden di empat kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Medan, dan Surabaya. Hasil survei menunjukkan, masalah gigi sensitif paling banyak dialami masyarakat Medan, yakni mencapai 77 persen.
"Kuliner di Medan merupakan percampuran antara budaya Melayu dan Batak. Secara umum mereka juga suka makanan yang manis dan asam. Kebiasaan makan daging juga akan memberi tekanan lebih pada gigi saat pengunyahan," kata dr.Diana F.Suganda, M.Kes, ahli gizi.
Gigi sensitif merupakan istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya dentine hypersensitive, yaitu terbukanya dentin akibat menipisnya lapisan email. Penderita gigi sensitif akan mengalami rasa tidak nyaman, khususnya ketika mengonsumsi makanan atau minuman panas dan dingin.
Dalam survei yang dilakukan, 83 persen responden mengaku merasa ngilu saat menanggak minuman dingin dan makanan asam (29 persen). Sebagian responden juga mengalami ngilu ketika mengonsumsi makanan manis (20 persen).
Rasa ngilu pada gigi sensitif dapat dipicu berbagai hal, seperti menggosok gigi terlalu keras, kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman dengan suhu ekstrem, serta sering mengonsumsi makanan yang terlalu asam atau manis.
"Kesehatan gigi dan mulut belum jadi prioritas bagi penduduk Indonesia. Sebagian besar masyarakat juga belum paham cara mencegah gigi ngilu," kata drg. Sri Susilawati, M.Kes, Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung.
FKG Unpad bekerjasama dengan Pepsodent melakukan penelitian terhadap 1.045 responden di empat kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Medan, dan Surabaya. Hasil survei menunjukkan, masalah gigi sensitif paling banyak dialami masyarakat Medan, yakni mencapai 77 persen.
"Kuliner di Medan merupakan percampuran antara budaya Melayu dan Batak. Secara umum mereka juga suka makanan yang manis dan asam. Kebiasaan makan daging juga akan memberi tekanan lebih pada gigi saat pengunyahan," kata dr.Diana F.Suganda, M.Kes, ahli gizi.
Gigi sensitif merupakan istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya dentine hypersensitive, yaitu terbukanya dentin akibat menipisnya lapisan email. Penderita gigi sensitif akan mengalami rasa tidak nyaman, khususnya ketika mengonsumsi makanan atau minuman panas dan dingin.
Dalam survei yang dilakukan, 83 persen responden mengaku merasa ngilu saat menanggak minuman dingin dan makanan asam (29 persen). Sebagian responden juga mengalami ngilu ketika mengonsumsi makanan manis (20 persen).
Rasa ngilu pada gigi sensitif dapat dipicu berbagai hal, seperti menggosok gigi terlalu keras, kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman dengan suhu ekstrem, serta sering mengonsumsi makanan yang terlalu asam atau manis.
0 Komentar:
B) :F :$ :J :( O: :K :D :M :S :) :O :P :@ :L :8
Posting Komentar
silahkan beri pendapat tentang informasi diatas.