Liputan6.com, Washington DC: Wikileaks kembali membocorkan data militer Amerika Serikat. Kali ini, memo dinas rahasia Pusat Intelijen AS atau CIA yang menyebutkan dugaan keterlibatan Amerika dalam kegiatan "mengekspor terorisme" terungkap ke publik. Demikian dirilis situs whistle blower, Wikileaks, Kamis (26/8).
Dalam situsnya, Wikileaks memuat sebuah laporan dokumen tertanggal 2 Februari silam yang mengajukan pertanyaan hipotesis mengenai dampak jika warga AS ditemukan beroperasi melakukan aksi terorisme di luar negeri. Dokumen tersebut merujuk kasus David Headley, pria kewarganegaraan Pakistan-Amerika yang mendalangi serangan Mumbai di India, 2008 silam. Serta, Baruch Goldstein, ekstremis Yahudi yang menewaskan puluhan orang Palestina di Hebron, 1994 lalu.
"Washington bisa kehilangan pengaruh jika terbukti melakukan aksi terorisme, terutama kelompok negara sekutu," ungkap laporan itu.
Namun, juru bicara CIA Marie Harf membantah tudingan tersebut. Harf mengatakan laporan tersebut hanya sebagai strategi intelijen yang biasa digunakan organisasi "think thank" intelijen Red Cell.
Selasa lalu, WikiLeaks sempat mengancam membocorkan data penting milik CIA walaupun terus mendapat tekanan dan kecaman Washington dan Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon. Tapi, situs whistle blower itu bersikeras memiliki hak "kebebasan berbicara" sebagaimana dilindungi konstitusi AS [baca: Wikileaks Ancam Bocorkan Data CIA].(ADI/ANS/Telegraph/Oneindia)
0 Komentar:
B) :F :$ :J :( O: :K :D :M :S :) :O :P :@ :L :8
Posting Komentar
silahkan beri pendapat tentang informasi diatas.