VIVAnews - Seekor Komodo yang diberi nama Yoko, mencetak sejarah dunia kedokteran hewan di kebun binatang Singapura.
Prosedur mengobati luka pada manusia -- untuk
kali pertamanya -- diterapkan pada reptil yang hidup dalam kandang sejak November tahun lalu.
Yoko mengalami luka serius ketika bertelur, dia terjepit di celah gua yang menjadi tempat tinggalnya.
Area di sekitar tulang belakangnya luka parah sepanjang 16 centimeter. Kulitnya robek dan terbuka sehingga berpotensi mengalami infeksi.
Pihak kebun binatang lantas menggunakan terapi vacuum assisted closure (VAC) untuk merawatnya.
Tim dokter hewan, petugas kebun binatang, dan tim operasi dari Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura sengaja memilih metode ini.
Sebab, telah terbukti secara klinis untuk merawat luka serius dan kompleks bisa dengan menggunakan tekanan negatif. Keputusan merawat Yoko dengan VAC dilakukan setelah berkonsultasi dengan pakar-pakar kesehatan.
Menurut Dr Serena Oh, dokter hewan di Lembaga Perlindungan Satwa Liar Singapura, luka di tubuh Yoko dijauhkan dari infeksi dengan cara mengoleskan madu Manuka -- madu yang diambil lebah dari bunga Manuka yang hanya terdapat di alam bebas hutan subtropis Selandia Baru. Antibiotik juga secara teratur dioleskan.
Perawatan vakum dimulai pada November tahun lalu. Berlangsung selama empat bulan.
Menurut Oh, tantangan yang paling berat adalah sifat kulit Komodo.
"Kulit Komodo tak memiliki jaringan di bawah kulit, yang memungkinkan kami menutup luka itu." kata Oh, seperti dimuat laman Today Online, Jumat 18 Juni 2010.
Terapi VAC yang dijadikan solusi, memungkinkan menumbuhkan jaringan dengan cepat, tanpa infeksi. Hasilnya, Yoko telah pulih.
Yoko adalah Komodo betina pertama yang berhasil menetas anak Komodo di luar habitatnya di Nusa Tenggara Timur, Indonesia. (umi)
Prosedur mengobati luka pada manusia -- untuk
kali pertamanya -- diterapkan pada reptil yang hidup dalam kandang sejak November tahun lalu.
Yoko mengalami luka serius ketika bertelur, dia terjepit di celah gua yang menjadi tempat tinggalnya.
Area di sekitar tulang belakangnya luka parah sepanjang 16 centimeter. Kulitnya robek dan terbuka sehingga berpotensi mengalami infeksi.
Pihak kebun binatang lantas menggunakan terapi vacuum assisted closure (VAC) untuk merawatnya.
Tim dokter hewan, petugas kebun binatang, dan tim operasi dari Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura sengaja memilih metode ini.
Sebab, telah terbukti secara klinis untuk merawat luka serius dan kompleks bisa dengan menggunakan tekanan negatif. Keputusan merawat Yoko dengan VAC dilakukan setelah berkonsultasi dengan pakar-pakar kesehatan.
Menurut Dr Serena Oh, dokter hewan di Lembaga Perlindungan Satwa Liar Singapura, luka di tubuh Yoko dijauhkan dari infeksi dengan cara mengoleskan madu Manuka -- madu yang diambil lebah dari bunga Manuka yang hanya terdapat di alam bebas hutan subtropis Selandia Baru. Antibiotik juga secara teratur dioleskan.
Perawatan vakum dimulai pada November tahun lalu. Berlangsung selama empat bulan.
Menurut Oh, tantangan yang paling berat adalah sifat kulit Komodo.
"Kulit Komodo tak memiliki jaringan di bawah kulit, yang memungkinkan kami menutup luka itu." kata Oh, seperti dimuat laman Today Online, Jumat 18 Juni 2010.
Terapi VAC yang dijadikan solusi, memungkinkan menumbuhkan jaringan dengan cepat, tanpa infeksi. Hasilnya, Yoko telah pulih.
Yoko adalah Komodo betina pertama yang berhasil menetas anak Komodo di luar habitatnya di Nusa Tenggara Timur, Indonesia. (umi)
0 Komentar:
B) :F :$ :J :( O: :K :D :M :S :) :O :P :@ :L :8
Posting Komentar
silahkan beri pendapat tentang informasi diatas.