PENGUMUMAN

Untuk sementara BLOG ARBONMANIA.COM sedang dalam masa perbaikan/repairing. Sehingga bagi para Visitor harap maklum. untuk kedepannya, admin blog ARBONMANIA.COM minta saran dan kritik dari para visitor ekalian. silahkan tulis saran dan kritik anda dikotak SM atau CB. terimakasih.

About Me

Foto saya
bojonegoro, JAWA TIMUR, Indonesia
Saya seorang pelajar asal kampung yang ingin bisa dikenal oleh masyarakat Indonesia dan Dunia

Admin Chat

BADGE

Indonesian Freebie Web and Graphic Designer ResourcesFree Naruto GamesFree Image Hosting

Search

Rabu, 11 Agustus 2010

INFID Ingatkan Total Utang Indonesia Terus Meningkat


Jakarta (ANTARA) - International NGO Forum on Indonesia Development (INFID) mengingatkan bahwa meski rasio utang Indonesia terhadap PDB mengalami penurunan, namun dalam kenyataannya nominal total utang Indonesia terus meningkat dan menjadi beban APBN.

Manager Program INFID, Wahyu Susilo, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan, dalam lima tahun ke depan setidaknya setiap tahun Indonesia harus mengalokasikan Rp100 triliun untuk pembayaran bunga dan cicilan utang.
"Padahal dalam lima tahun ke depan seharusnya APBN dikonsentrasikan untuk pembiayaan percepatan pencapaian MDGs yang hingga sekarang masih berjalan lamban," katanya.
INFID menilai pernyataan ADB mengenai posisi utang luar negeri Indonesia yang tidak perlu dikhawatirkan harus disikapi dengan kritis.
Untuk diketahui, walau PDB Indonesia tinggi, ternyata tidak seluruhnya milik Pemerintah Indonesia. Penghitungan PDB di Indonesia masih menyertakan kepemilikan dan kekayaan asing di Indonesia.
Sebelumnya ADB menyatakan bahwa Indonesia tidak perlu mengkhawatirkan soal beban utang luar negeri yang sudah mencapai Rp1.625 triliun karena makin kecil rasionya jika dibandingkan dengan PDB Indonesia yang sekarang sudah mencapai Rp6.253,79 triliun.
Menurut INFID, sebagai lembaga keuangan regional yang merupakan salah satu pemberi utang terbesar kepada Indonesia, ADB mempunyai kepentingan agar Indonesia terus-menerus berutang kepadanya agar lembaga keuangan regional ini bisa membukukan keuntungan terus-menerus.
Setelah krisis ekonomi yang terjadi pada 2008, menurut INFID, ADB mengalami kesulitan pendanaan akibat banyak dana-dana ADB yang bersumber dari pasar modal yang terkena krisis.
Guna mendapatkan dana, dalam pertemuan tahunan di Bali pada Mei 2009, ADB mendorong anggotanya untuk memberikan tambahan modal dan itu disetujui. Sumber pendanaan ADB selain dari pasar modal, juga dari bunga utang ke Negara-negara anggotanya.
Menurut INFID, sampai sekarang Indonesia merupakan pengutang terbesar ADB. Dengan posisi Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah (middle income country), berarti Indonesia tidak berhak lagi mendapatkan utang ADB kategori Asian Development Fund (ADF) yang berbunga rendah, tetapi Indonesia hanya mendapatkan utang dengan bunga komersil yaitu utang Ordinary Capital Resources (OCR).
INFID mengingatkan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menyerukan agar ndonesia mengurangi ketergantungan terhadap utang luar negeri. Hal itu di disampaikan pada Rapat Kabinet Terbatas Bidang Ekonomi pada 19 Juli 2010.
"Untuk itu INFID menyerukan kepada seluruh jajaran pemerintahan untuk benar-benar serius mengurangi ketergantungan dan kecanduan utang luar negeri," kata INFID.




0 Komentar:

Posting Komentar

silahkan beri pendapat tentang informasi diatas.

Jadwal Mivo TV

Make Widget